Belajar Mengikhlaskan Sesuatu
Belajar menerima kenyataan dan mengikhlaskan
Seorang
teman pernah menasehatkan kalimat seperti itu. Terasa sekali benarnya.
Tidak ada yang salah. Belajar menerima kenyataan dan mengikhlaskan
akan melapangkan hati kita. Tapi terasa juga beratnya melakukan nasehat
tersebut. Begitulah. Pengetahuan akan suatu kebenaran tidak selalu
membawa pada pelaksanaan perbuatan. Lebih simplenya, kita tau teorinya
tapi sulit untuk mempraktekannya.
Belajar menerima kenyataan dan mengikhlaskan
Bagaimana kalau kenyataan itu begitu pahit? bukankah wajar bila lidah kita ini sulit menerima? Sulit kita ikhlaskan.
Kadang
kala logika tidak sejalan dengan hati. Kadang kala, Logika tahu benar
kebenarannya seperti ini, bijaksananya seperti ini, tapi kadang hati
tidak mau mengikuti. Kadang, hati punya mekanismenya sendiri. Entahlah.
Mungkin
karena itulah teman saya itu menyematkan kata "Belajar" di awal
kalimat. Bahwa menerima kenyataan dan mengikhlaskan itu tidak selalu
mudah, maka kita harus pelan-pelan belajar.
Bahwa segala sesuatu adalah karena KehendakNya...
Bahwa kenyataan ini adalah skenario yang dipilihkan Tuhan untuk kita untuk menjadikan kita kuat...
Tuhan memberikan yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.
Tuhan
mempertemukan orang yang kita sayangi dan menyayangi kita, yang kita
cintai dan mencintai kita, yang kita benci dan membenci kita, yang
membahagiakan kita, yang mengecewakan kita, yang membuat kita sedih dan
terluka. Semata-mata untuk melengkapkan kita. Bahwa kehidupan tidak
akan selalu manis. Bahwa kita juga sesekali harus mencicipi pahit dan
sepah kehidupan.Tuhan tahu yang terbaik untuk hambanya.
Komentar
Posting Komentar